, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) menelisik hubungan istimewa dan aliran dana antara perusahaan-perusahaan agensi dengan Divisi Corsec Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) pada 2023. Upaya ini sebagai bagian dari proses penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank.
Adapun saksi yang diperiksa oleh penyidik dalam perkara ini, adalah Penjabat (Pj) Pemimpin Grup Komunikasi Pemasaran BJB Pusat Aburizal Ahmad Sofyan. "Saksi hadir pada pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Selasa, 22 Juli," kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Selasa sore, 22 Juli 2025.
Budi mengatakan bahwa Aburizal tiba di kantor KPK untuk menjalani pemeriksaan pada Selasa pagi, pukul 9.25 WIB.
Dalam mengusut perkara ini, KPK menerapkan metode penelusuran aliran uang atau follow the money dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten atau Bank BJB periode 2021-2023.
"Terkait dengan penelusuran penggunaan uang tersebut, jadi kami menggunakan follow the money, uang-uang tersebut siapa saja yang menerima, kemudian digunakan untuk apa, apakah sudah dilakukan perubahan bentuk atau apa baru sejauh itu," kata Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) KPK Budi Sokmo Wibowo, Jumat, 14 Maret 2025.
Budi mengungkapkan anggaran iklan BJB dalam periode tersebut di atas sebesar Rp 409 miliar sebelum pajak dan setelah potong pajak sekitar Rp 300 miliar, kemudian dari Rp 300 miliar tersebut hanya sekitar Rp 100 miliar yang digunakan sesuai peruntukannya.
"Yang tidak riil ataupun fiktif itu sudah jelas nyata sebesar Rp 222 miliar selama kurun waktu 2,5 tahun tersebut," ujarnya.
Dalam perkara tersebut, penyidik KPK telah menetapkan lima tersangka yakni Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi (YR) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sekaligus Kepala Divisi Corsec Bank BJB Widi Hartoto (WH).
