Berkaca pada kesulitan yang dialami di Race 1 yang basah, pembalap Indonesia tersebut menciptakan strategi yang lebih matang.
Balapan digelar dalam temperatur udara 22 derajat Celcius dan 33 derajat Celcius di trek. Angin kencang dan awan tebal bergantung.
Memulai balapan 19 lap dari grid ketujuh, Veda menunjukkan perlawanan sejak awal. Ia melompati empat anak tangga. Saat melewati tikungan pertama, tiga pembalap: Joel Pons, Luca Agostinelli, yang dipicu oleh Alejandra Fernandez, terlibat kecelakaan.
Remaja asal Gunung Kidul itu tak ragu menyerang pole man , Yaroslav Karpushin, dari sisi luar dengan jarak sangat sempit. Sayangnya, pembalap Kirgiztan bisa bertahan.
Veda baru bisa mengambil alih posisi terdepan pada lap kedua. Namun, ia lengah dan diturunkan ke urutan kelima.
Pembalap kelahiran 23 November 2008 itu tak pernah menyerah dan kembali melenting ke P1, di putaran ketiga. Di bagian awal, situasi tidak stabil. Beberapa kali pula, Veda dikudeta.
Sementara itu, Pemimpin klasemen Hakim Danish jatuh di Tikungan 1 dan mundur ke posisi terakhir.
Pada lap ketujuh, Veda makin jauh dari zona podium, P8, ketika kompatriotnya Muhammad Kiandra Ramadhipa, runner-up Race 1, terbang ke puncak, setelah start dari urutan ke-12.
Sisa 10 lap, Veda melorot ke urutan ke-13, Ramadhipa juga diturunkan ke posisi keenam. Brian Uriarte, David Gonzalez, dan Karpushin jadi pemimpin lomba.
Berada dalam situasi tak menguntungkan, para pembalap Indonesia tak patah semangat. Ramadhipa merangsek ke P2 di belakang Marco Morelli dan Veda merangkak ke urutan ke-10, empat putaran berikutnya.
Situasi berkebalikan di sisa empat lap, Veda mendorong dan merebut posisi ketiga, sedangkan Ramadhipa turun ke P8. Melihat peluang podium kembali terbuka, Veda tak cuma bertahan tapi juga menekan para rival. Ia berhasil merebut puncak tabel waktu di lap ke-15.
Menjadi target buruan, tekanan berkurang ketika dua pembalap di belakangnya, Morelli dan Uriarte tabrakan. Zen Mitani dan Karpushin pun masuk zona podium.
Pembalap #54 membuat gap hingga 1 detik untuk mengamankan kemenangan. Posisi Veda tak terganggu oleh duel di belakangnya.
Baca Juga:
RBRC Sachsenring: Kans Menang Ramadhipa Digagalkan Uriarte
Berkat Cukur Kumis, Veda Sapu Bersih Kemenangan RBRC Mugello
“Balapan hari ini berjalan luar biasa bagi saya, balapan yang gila. Di awal, saya mencoba untuk mendorong dan memimpin, membuat gap, tapi tak bisa melakukannya. Saya lalu berpikir untuk menghemat ban untuk tiga lap terakhir,” ujar pembalap binaan Astra Honda Motor itu.
Veda mengaku tidak menduga bisa menang jika melihat persaingan. “Saya tidak mengira menang hari ini, tapi selalu percaya diri. Sejak awal, saya mencoba berada di depan, tapi semua orang saling menyalip. Setelah lap kedua, saya berubah, tetap tenang dan bertahan di grup depan. Itu berhasil.
“Dengan sisa tiga lap, saya mendorong dan bisa mengambil posisi pertama. Kemudian, saya lihat di layar raksasa bahwa pembalap di belakang saya kecelakaan. Jadi saya fokus untuk memanfaatkan keuntungan itu,” lanjut pembalap yang kini ada di peringkat ketiga klasemen, di belakang Hakim Danish dan Uriarte yang pulang dengan tangan hampa.
Sementara itu, Ramadhipa menyesalkan kesalahan di lap terakhir yang membuatnya gagal podium. Padahal, dengan insiden Uriart dan Morelli, ia punya peluang.
“Saya merasa balapan tidak terlalu kencang sehingga bisa mengikuti grup depan. Saya mencoba mengelola ban. Pada dua lap terakhir, saya lihat Brian crash dan Veda membuat gap, saya ingin mengejar yang lain tapi malah membuat kesalahan.
“Saya tergelincir, tapi saya pikir masih memungkinkan naik podium. Tapi ada pembalap lain yang mengacaukan di tikungan terakhir, jadi saya tetap di posisi keempat. Ini akhir pekan sangat baik, saya belajar banyak dan akan tetap belajar di balapan berikutnya,” pungkas remaja 15 tahun itu.
