
- Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menyoroti pentingnya merumuskan pendekatan baru dalam pengembangan talenta digital nasional. Hal ini sebagai respons atas perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) serta tantangan global di ranah ekonomi digital.
Dalam pernyataannya, Nezar menekankan pentingnya menciptakan ekosistem SDM yang adaptif terhadap kemajuan teknologi digital dan sejalan dengan upaya perluasan konektivitas nasional.
“Kita harus bisa mendapatkan meaningful connectivity, konektivitas yang bermakna. Dan hanya bisa didapat lewat talenta yang unggul dalam soal digital. Inovasi-inovasi dalam soal digital hanya bisa diperkuat oleh talenta digital yang mumpuni,” kata Nezar di Kawasan Jakarta Selatan, dikutip Jumat (1/8/2025).
Nezar juga menyampaikan bahwa Indonesia bisa belajar dari pengalaman negara lain, seperti Tiongkok, yang tetap mampu mengembangkan teknologi kecerdasan buatan lokal meskipun menghadapi pembatasan teknologi dari negara lain.
“Tiongkok, misalnya, mengalami semacam Sputnik moment ketika AlphaGo mengalahkan grandmaster Go. Sejak saat itu, mereka mengucurkan hampir 70 persen dana riset dan inovasi ke sektor AI,” tegasnya.
Kondisi tersebut, menurutnya, menjadi pembelajaran penting bagi Indonesia dalam membangun kedaulatan digital. Ia mengingatkan bahwa ketergantungan pada teknologi luar tidak cukup untuk menjadikan Indonesia pemain utama dalam ekonomi digital global.
“Talenta digital bukan resource, dia adalah strategic asset. Kalau kita gagal membangun digital talent kita, kita hanya akan menjadi penonton dari pertumbuhan ekonomi digital dunia,” ucap Nezar.
Ia juga menekankan bahwa sinergi antar pemangku kepentingan menjadi kunci sukses transformasi digital nasional.
“Transformasi digital tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Harus kerja kolaboratif, lintas sektor, gotong royong. Pemerintah, industri, lembaga riset, dan masyarakat semua harus jalan bareng,” pungkasnya.