Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Dugaan Pungli SPMB 2025 Pengawasan tak Masif

Selasa, 17 Juni 2025 | Juni 17, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-17T01:50:51Z

KORAN - PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kota Bandung dinilai kurang masif dalam melakukan pengawasan dan pelibatan masyarakat dalam kasus dugaan pungutan liar jual beli kursi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.

"Di banyak daerah, orangtua takut membongkar kasus pungli dan jual beli kursi ka­rena banyak intimidasi dan juga persekusi, bahkan an­cam­an nyawa. Membongkar kasus pungli dan jual beli kursi itu bagi orangtua ta­ruh­annya adalah nyawa. Tidak boleh disepelekan begitu," kata Koordinator Nasional Ja­ringan Pemantau Pend­i­dik­an Indonesia (JPPI) Ubaid Mat­raji ketika dihubungi “PR”, Senin 16 Juni 2025 .

Ubaid juga menyoroti tindakan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan yang ter­­lihat masih santai saja da­lam membongkar dugaan jual beli kursi ini. Ia menilai, praktik jual beli kursi di dae­rah jelas-jelas terjadi.

"Seakan-akan omongan Wali Kota Bandung itu se­ka­dar halusinasi. Padahal, itu nyata dan banyak dike­luh­kan orangtua. Kalau Wamendikdasmen tidak menemukan, ya berarti kurang ba­nyak mendengar dan kurang banyak terjun di lapangan," katanya, kemarin.

Sebelumnya, Wakil Men­teri Pendidikan Dasar dan Me­nengah, Atip Latipulhayat mengatakan, pihaknya tidak menemukan kasus jual-beli kursi dalam SPMB yang digelar di Bandung. Ia mengaku telah melakukan pemeriksa­an mengenai dugaan kasus jual-beli kursi tersebut.

"Sepertinya di Bandung itu tidak (ada dugaan jual-beli kursi). Kami sudah mengecek," katanya di sela-sela pembekalan terhadap pene­rima Beasiswa Indonesia Maju Angkatan 4 dan Beasiswa Garuda Tahun 2025 di Kantor Kemendiktisaintek, Ja­karta, Senin 16 Juni 2025.

Menurut Ubaid, pernyata­an Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip itu se­olah menegasikan praktik ter­­sebut dan dengan demi­kian laporan yang muncul. Ubaid menambahkan, per­nya­taan Atip juga seolah ti­dak menunjukkan empati ter­hadap masalah orangtua. Praktik kecurangan, seperti jual-beli kursi, akan sangat merugikan orangtua dan anaknya yang sekolah.

"Dan ini terjadi karena sistem SPMB yang tidak berkeadilan untuk semua anak. Mestinya Wamen­dikdasmen menunjukkan empati dan kesiapsiagaan untuk melin­dungi hak anak atas pendidikan dan memberantas jual beli kursi," katanya.

(Hendro Husodo, Muhammad Ashari)

×
Berita Terbaru Update