Laporan Wartawan , Eki Yulianto
, CIREBON- Tragedi longsor di area pertambangan Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, menyisakan kisah haru dari salah satu operator alat berat yang selamat.
Rahmat (28), operator beko yang juga saksi mata kejadian, masih terus berjibaku di lapangan membantu proses pencarian rekan-rekannya yang tertimbun.
“Ya saya Rahmat, operator sekaligus saksi mata di lokasi kejadian longsor hari Jumat lalu. Saya ditunjuk untuk jadi operator beko untuk mencari korban longsor,” ujarnya saat ditemui media di lokasi pencarian, Rabu (4/6/2025).
Rahmat bercerita, bahwa beko yang ia operasikan menjadi satu-satunya alat berat yang selamat dari kejadian.
Empat alat berat lainnya tertimbun longsor.
“Alat (beko) saya yang ini (beko warna oranye), yang masih (selamat), di antara empat beko lain yang tertimbun. Pas kejadian, kebetulan beko saya itu trouble, jadi saya inisiatif turun."
"Tapi pas turun beberapa meter dari TKP, begitu ada monitor dari bawah saya langsung nengok belakang, ternyata kejadian beberapa detik langsung (gemuruh longsor),” ucapnya.
Karena selamat secara kebetulan itulah, Rahmat merasa terpanggil untuk membantu pencarian.
Apalagi mayoritas korban adalah teman-temannya sendiri.
“Dorongan saya ikut tim SAR jadi operator menyelamatkan korban longsor meski nyawa taruhannya, karena para korban mayoritas teman-teman saya semua."
"Kedua, saya sebagai karyawan di sini istilahnya saya yang selamat, kenapa saya harus diam, ya ikut andil lah semampunya,” jelas dia, penuh haru.
Namun pencarian tak mudah. Kontur tanah yang labil membuat proses sering terhambat.
“Dari beberapa terakhir ke belakang Alhamdulillah lancar, cuma terkendala oleh kontur tanah yang suka longsor, jadi ya ada kendala terhambat pencarian ya,” katanya.
Rahmat menyebut kemungkinan besar masih ada korban yang tertimbun di sekitar batu besar di sisi timur lokasi.
Saat proses evakuasi, ia mengaku mencium bau menyengat dan menyaksikan kondisi jasad korban yang beragam.
“Kemarin saya mencium bau yang sangat menyengat."
"Ada yang masih utuh, ada yang sudah sedikit abu. Kebanyakan sih masih utuh, tapi ada juga yang tidak berbentuk, penuh luka-luka gitu,” ujarnya.
Di hari keenam pencarian, proses evakuasi kembali dihentikan sementara karena pergerakan tanah yang makin aktif.
Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron mengatakan, bahwa telah terjadi pergeseran tanah hingga 9 meter selama tiga hari terakhir.
“Setiap pencarian selalu diawali dengan assessment. Hari ini, hasil pemantauan menunjukkan indikasi longsor susulan, terutama di sektor worksheet B dan munculnya aliran air di sektor tengah worksheet A,” ucap Yusron dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).
Ia menegaskan, seluruh proses pencarian berada di zona merah dengan tingkat risiko tinggi.
Namun demi kemanusiaan, tim tetap melakukan upaya terbaik.
“Tentunya kita bekerja di sini sesuai SOP, kita lebih mengedepankan faktor keamanan. Tapi kita beranikan diri tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan. Ini sudah ditetapkan sebagai tanggap darurat,” jelas dia.
Pencarian hari ke-6 sendiri dihentikan sekitar pukul 13.30 WIB.
Hingga kini, dari 25 korban yang dilaporkan tertimbun, sudah 21 jenazah ditemukan.
Empat lainnya masih dalam pencarian.
Pihak berwenang akan melakukan evaluasi lanjutan esok hari, Kamis (5/6/2025), untuk menentukan apakah kondisi memungkinkan untuk melanjutkan pencarian.