-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perjudian Gerald Vanenburg: Pasang Dony Tri Pamungkas Posisi No. 10 hingga Paksa Ferarri Jadi Striker, Timnas Indonesia Lolos ke Final Piala AFF U-23

Sabtu, 26 Juli 2025 | Juli 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-28T10:10:55Z

Keberhasilan Timnas Indonesia menyingkirkan Thailand pada babak semifinal Piala AFF U-23 2025 tidak hanya sukses memaksimalkan adu penalti, melainkan ada pendekatan strategi ekstrim yang dilakukan oleh pelatih Garuda Muda, Gerald Vanenburg.

Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (25/7) malam WIB, Timnas Indonesia U-23 menang atas Thailand U-23 lewat adu penalti 7-6, yang sebelumnya kedua tim bermain sama kuat 1-1 selama 120 menit.

Thailand lebih dulu unggul di menit ke-60 lewat Yotsakorn Burapha. Gol ini lahir dari serangan balik cepat yang tak bisa diantisipasi barisan pertahanan Indonesia.

Melihat situasi itu, Vanenburg lantas melakukan pendekatan taktik yang cukup berani di menit 77. Alih-alih memasang pemain bernaluri menyerang, sang pelatih justru memasukkan tiga pemain bertahan sekaligus yaitu Alfharezzi Buffon, Muhammad Ferarri, dan Brandon Scheunemann.

Strategi pergantian yang dilakukan oleh Vanenburg bukan sekadar pergantian pemain biasa, ada maksud yang ingin ditampilkan oleh dirinya dan skema permainan Timnas Indonesia U-23 langsung berubah drastis.

Taktik Gila ala Vanenburg

Vanenburg memerintahkan Ferarri untuk menjadi duet Jens Raven di lini depan. Scheunemann yang biasanya bermain sebagai bek tengah, lantas diplot menjadi gelandang bertahan, memerankan penghubung antar lini. Sedangkan, Buffon tetap ditempatkan di pos bek sayap kanan.

Tentunya, sorotan langsung tertuju pada Ferarri yang menemani Raven sebagai penyerang. Seperti diketahui, Ferarri merupakan seorang bek tengah murni dan ditempatkannya di lini depan sontak menjadi bahan perbincangan.

Namun, Vanenburg memiliki pandangan lain. Dia melakukan pendekatan tersebut lantaran ingin menciptakan keunggulan fisik di kotak penalti Thailand. Dan Ferarri memang dikenal cukup tangguh dalam duel bola-bola atas.

Dengan situasi tertinggal dan masuknya pemain-pemain jangkung, pelatih asal Belanda merubah pendekatan permainan dengan perbanyak umpan silang untuk memanfaatkan keunggulan bola atas yang dimiliki oleh Raven maupun Ferarri.

Selain itu, Vanenburg ingin para pemainnya memanfaatkan skema bola mati khususnya sepak pojok. Kombinasi Ferarri, Kadek Arel, Kakang Rudianto, dan Scheunemann menciptakan empat pemain bertinggi badan di atas rata-rata di kotak penalti lawan.

Hal ini memaksa Thailand melakukan penyesuaian yang justru membuka ruang untuk pemain lain seperti Jens Raven.

Perjudian Membuahkan Hasil

Keyakinan Vanenburg atas pendekatan ekstrim yang ia rancang akhirnya terbukti jitu di menit 84. Dalam situasi sepak pojok, Rayhan Hannan mengirim umpan lambung ke arah Jens Raven yang melakukan pergerakan dari lini kedua.

Raven tanpa kesulitan mengeksekusi sundulan keras yang tak mampu dihentikan kiper Thailand. Skor berubah 1–1, dan momentum pun berbalik.

Strategi 'Bunglon' Sejak Menit Pertama

Sebelumnya, Vanenburg sejak menit pertama pertandingan melakukan sejumlah pemilihan pemain cukup berani. tidak ragu memainkan Dominikus Dion sebagai starter meski jarang jadi pilihan utama. Ia percaya pada rotasi dan adaptasi.

Frengky Missa bermain di posisi wingback kiri , bahkan Doni Tri Pamungkas diubah bermain di lini depan yang kemudian ditarik lagi ke belakang.

Kekompakan tim Indonesia juga layak mendapat pujian. Meski pemain silih berganti di posisi tak lazim, mereka tetap bisa berkomunikasi dengan baik.

Tidak ada kelihatan panik, bahkan saat tertinggal. Semua pemain saling mendukung dan bergerak sebagai satu unit. Laga ini mengingatkan bahwa dalam sepak bola, keberanian mengambil risiko bisa jadi senjata utama.

Bek Jadi Penentu Kemenangan dalam Adu Penalti

Setelah laga bertahan 1-1 hingga babak perpanjangan waktu, maka laga Indonesia dan Thailand dilanjutkan pada adu tendangan penalti. Tak disangka, Buffon yang masuk di babak kedua, menjadi penendang penentu. Tentunya, banyak yang menganggapnya nekat. Tapi semua itu dibayar tuntas.

Tendangan kerasnya ke sisi kanan memastikan kemenangan 7–6 atas Thailand dan membawa Indonesia ke final.

Keberanian Vanenburg Layak Diacungi Jempol

Langkah taktis yang diambil Vanenburg menandai pendekatan progresif dalam sepak bola modern yaitu fleksibilitas peran, pemanfaatan keunggulan fisik, dan transisi vertikal cepat.

Strategi ini tidak hanya menyelamatkan Indonesia dari kekalahan, tetapi juga menciptakan kejutan yang mematikan di fase krusial. (*)

×
Berita Terbaru Update