.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang kereta api pada sepanjang berjalannya tahun 2025. Tercatat, jumlah penumpang pada periode Januari-Mei 2025 tumbuh sekitar 8,5 persen menjadi nyaris 200 juta penumpang.
"KAI Group mencatatkan kinerja positif sepanjang Januari hingga Mei 2025 dengan total pelanggan mencapai 198.368.071 orang, tumbuh 8,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 182.853.796 pelanggan," kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangannya, Selasa (10/6/2025).
Anne mengatakan, pertumbuhan tersebut merata di hampir seluruh layanan yang dikelola KAI Group, mulai dari angkutan antarkota, perkotaan, pariwisata, KA Bandara dan kereta cepat. Pertumbuhan tersebut dinilai mengindikasikan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi berbasis rel.
"Capaian ini menunjukkan bahwa kereta api tetap menjadi pilihan utama masyarakat untuk mobilitas harian maupun perjalanan antarkota. Kami akan terus meningkatkan kualitas layanan, integrasi, dan inovasi sebagai bagian dari komitmen kami dalam membangun transportasi publik yang modern dan berkelanjutan," ujar dia.
Lebih rinci, Anne menerangkan, kinerja positif KAI Group tercermin dari pertumbuhan jumlah pelanggan di hampir seluruh lini layanan. Lonjakan tertinggi dicatat oleh LRT Jabodebek yang berhasil melayani 10.727.798 pelanggan, meningkat 54,39 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Data tersebut dinilai menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi urban yang efisien dan terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
Kemudian, disusul oleh KAI Wisata yang mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 40,69 persen dari 54.726 menjadi 76.994 pelanggan. Kinerja ini sejalan dengan peningkatan tren wisata berbasis kereta api dan penguatan layanan kereta seperti KA Panoramic, Priority dan KA Wisata lainnya.
Selanjutnya, KAI Bandara tumbuh 27,6 persen dari 2.237.209 menjadi 2.854.707 pelanggan, mempertegas peran strategis layanan ini dalam menunjang konektivitas udara dan darat dengan seamless.
Adapun, Whoosh yang dikelola KCIC mencatat pertumbuhan 11,72 persen, dari 2.134.000 menjadi 2.384.000 pelanggan. Itu memperkuat posisi kereta cepat sebagai solusi baru transportasi antarkota berbasis teknologi tinggi.
LRT Sumsel juga menunjukkan peningkatan sebesar 8,02 persen dari 1.695.906 menjadi 1.831.993 pelanggan. Layanan tersebut menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan pusat Kota Palembang, menjadi moda strategis dalam mendukung mobilitas harian masyarakat dan wisatawan di Sumatera Selatan.
"KAI Commuter, sebagai layanan dengan volume tertinggi tumbuh 6,53 persen dari 148.509.218 menjadi 158.207.669 pelanggan. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan frekuensi dan perluasan jangkauan layanan komuter di berbagai kota seperti Bandung, Yogyakarta dan Surabaya," jelasnya.
Lalu, KA Makassar–Parepare sebagai layanan baru di kawasan timur Indonesia, turut mengalami peningkatan sebesar 5,8 persen, dari 109.958 menjadi 116.338 pelanggan. Sementara itu, layanan KAI Induk (KA Jarak Jauh dan KA Lokal) mengalami pertumbuhan 5 persen dari 21.164.071 menjadi 22.168.572 pelanggan.
"Stabilitas ini mencerminkan keberlanjutan kepercayaan pelanggan terhadap layanan antarkota berbasis kereta api. Selain itu, kualitas operasional juga terus dijaga. Tingkat ketepatan waktu (On Time Performance) keberangkatan KA penumpang periode Januari–Mei 2025 tercatat 99,46 persen, dan kedatangan mencapai 96,05 persen,” jelasnya.
Anne menekankan, KAI Group terus memperkuat perannya sebagai tulang punggung mobilitas nasional yang mendukung konektivitas antardaerah dan pemerataan ekonomi. Inisiatif digitalisasi, penguatan layanan anak usaha, serta pengembangan transportasi berbasis rel ramah lingkungan menjadi bagian dari strategi berkelanjutan perusahaan.