Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kisah Pengalaman Puluhan Tahun Juru Sembelih Surabaya,Panen-Panennya Jagal: Tak Boleh Bawa Daging

Sabtu, 07 Juni 2025 | Juni 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-10T22:50:36Z

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

, SURABAYA - Muhammad (45) sibuk dengan proses penyembelihan hewan kurban pada perayaan Idul Adha di Sekolah KB-TK-SD-SMP Islam Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya (Alazka Surabaya), Mulyorejo, Jumat (6/5/2026).

Sesekali dia mendekati sapi -sapi yang berada di halaman sekolah. Keahlian ia dan tim ditunjukan saat proses membaringkan sapi, penyembelihan hingga pemotongan bagian sapi.

Kali ini dia dan timnya harus menuntaskan penyembelihan delapan sapi.

Menuntaskan penyembelihan delapan sapi dalam sehari diakui Muhammad, sudah jadi hal biasa. Sebab, di Rumah Potong Hewan Kedurus Surabaya bersama tenaga profesional lain dapat menyembelih puluhan sapi setiap harinya.

“Satu sapi cukup dikerjakan tiga orang. Kambing ada 40, itu (dikerjakan) tiga orang. Sudah ada bagiannya masing-masing,” ujarnya.

Pengalamannya lebih dari 20 tahun berkutat dengan penyembelihan hewan.

Pengetahuan, keterampilan dan kompetensi itu didapatkan dari almarhum sang ayah dan pelatihan dari RPH.

“Di keluarga mulai dari Abah, saya diajari Abah,” ujarnya.

Dalam tiga hari, ia biasa menangani puluhan proses pemotongan hewan di sejumlah titik lokasi. Idul Adha tahun ini selain di Mulyorejo, juga harus pergi ke Tenggilis dan Sepanjang, Sidoarjo untuk menangani lebih dari lima sapi setiap hari.

Selama Idul Adha, dia menugaskan enam tim di beberapa lokasi untuk menangani penyembelihan hewan kurban. Satu tim berjumlah enam orang.

“Sekarang panen-panennya jagal,” saut Hanan, tim dari Muhammad.

Pelaksanaan menyembelih kurban dalam Islam memiliki makna yang dalam.

Proses sembelih hewan seperti sapi dan kambing dilakukan secara syariat Islam oleh profesional.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, Muhammad mengaku memegang tiga prinsip untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Yakni kejujuran dan pengertian upah seorang tukang jagal.

“Harus jujur, kita bayaran uang nggak boleh bawa daging, ga boleh kita bawa apa yang ada disitu. Kalau panitia ngasih (diluar upah) ya itu biasa, Alhamdulillah. Harus jujur,” ujarnya.

Yang menjadi poin penting adalah larangan pemberian bagian dari hewan kurban untuk diberikan kepada orang yang memotong sebagai upah.

Karenanya pemberian seplastik daging kepada orang yang memotong sepanjang bukan sebagai upah, diperbolehkan.

“Satu sapi besar Idul Adha (upah) Rp1 juta, kalau biasanya nangani kepala memisahkan cingur, otak dan lain Rp200 ribu itu saya kerjakan sehari. Biasanya dari pertama masrahi (menugaskan) ngomong satu sapi atau sama buka kepala, membersihkan kikil. Satu kaki sapi Rp50 ribu itu sudah bersih. Kikil itu yang lama merebusnya dua jam. Kalau kambing Rp150ribu (upah) satu ekor,” ujarnya.

Kedua adalah menjaga kebersihan. Hal ini juga ia tekankan kepada timnya. Dicontohkan saat daging sapi memiliki banyak lemak (gajih), atau saat menemukan ada hati sapi yang rusak maupun bagus harus disampaikan kepada panitia.

Selanjutnya adalah keahlian menguliti sapi kurban. Begitu cepat dan tepatnya tim penyembelih hewan itu menguliti sapi, seakan-akan mereka menggunakan pisau ajaib.

Muhammad menyiapkan pisau berbentuk segitiga. Sebelum melakukan penyembelihan hewa kurban, ia mengasahnya untuk membuat pisau tajam. Setelahnya, membersihkan dan memberi minyak goreng agar tidak berkarat.

Dalam waktu hanya sekitar satu jam, Muhammad menyebut, penyembelihan satu sapi sudah beres. Tugas panitia lainnya memotong daging, menimbang dan membagikan kepada sekitar.

“Nguliti nggak boleh lubang. Harus teliti. Daging tidak boleh ikut, prosesnya kan memisahkan daging dan kulit. Kalau Idul Adha (sembelih banyak sapi) dibilang capek pasti capek, tapi kan bayarannya beda kalau Idul Adha, dan jangan punya hati ‘aduh nanti bisa apa nggak? Los saja, Insyaallah yang penting apa adanya. Bismillah,” tuturnya.

×
Berita Terbaru Update