- Rangkuman berita populer internasional 10 Juni 2025 dapat disimak di sini.
Hubungan Elon Musk dan Donald Trump semakin retak.
Terbaru, Elon Musk menyetujui wacana untuk memakzulkan Donald Trump dan menggantinya dengan JD Vance.
Sementara itu, kerusuhan terjadi di sepanjang Los Angeles, AS buntut penggerebekan imigran. Warga Indonesia bahkan ikut menjadi korban.
Berikut berita selengkapnya.
1. Pecah Kongsi! Elon Musk Usulkan Pemakzulan Trump, Dorong JD Vance Rebut Kursi Presiden
Miliarder kondang di industri teknologi, Elon Musk setuju dengan usulan agar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dimakzulkan.
Dalam cuitannya, Musk menegaskan bahwa ia setuju dengan usulan komentator konservatif terkait pemakzulan Donald Trump dan mengajukan JD Vance sebagai presiden AS yang baru.
Dukungan Musk terhadap pemakzulan muncul setelah komentator konservatif Ian Miles Cheong mengangkat ide tersebut sebagai bentuk koreksi terhadap arah pemerintahan Trump.
“Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Menurutku Elon. Trump seharusnya dimakzulkan lalu digantikan JD Vance,” tulis Cheong di media sosial.
Menanggapi cuitan tersebut, Musk membalas singkat unggahan tersebut dengan mengatakan, “Ya,” seolah mengisyaratkan bahwa bos Tesla itu mendukung pemakzulan Trump.
Senada dengan Musk Partai Republik rival partai Musk juga di Senat juga mempertimbangkan untuk membuat perubahan.
Mereka menilai RUU anggaran baru Musk hanya akan menambah 2,4 triliun dolar ke utang AS, menjadi sebesar 36,2 triliun dolar selama 10 tahun.
Alasan ini yang membuat banyak anggota parlemen khawatir, hingga mereka menyetujui ide pemakzulan Trump dan bahkan mengusulkan agar Wakil Presiden JD Vance jadi presiden baru AS.
Sebagai informasi selama masa jabatan pertamanya antara tahun 2017 dan 2021, Trump dimakzulkan dua kali.
Pertama pada tahun 2019 atas tuduhan bahwa ia menekan Ukraina untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden menjelang pemilihan umum tahun 2020. Ia dibebaskan oleh Senat.
Upaya kedua terjadi pada bulan Januari 2021, setelah serangan di Gedung Capitol AS. Trump dituduh menghasut pemberontakan, tetapi Senat kembali membebaskannya.
2. Duduk Perkara Kerusuhan di LA: Berawal dari Penggerebekan hingga Trump Perparah Keadaan
Kerusuhan yang terjadi di Los Angeles (LA), California, Amerika Serikat (AS) sejak Minggu (8/6/2025) semakin memanas.
Kerusuhan itu terjadi saat agen federal dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) melakukan serangkaian penggerebekan terhadap imigran di seluruh Los Angeles pada Jumat (6/6/2025) pagi.
Bersama Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), Biro Investigasi Federal (FBI) dan Badan Penegakan Narkoba (DEA), agen ICE menangkap orang-orang yang diduga melakukan pelanggaran imigrasi dan penggunaan dokumen palsu.
Penangkapan tersebut, dilakukan tanpa surat perintah pengadilan, menurut beberapa pengamat hukum dan dikonfirmasi oleh American Civil Liberties Union (ACLU).
Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD), yang tidak ikut serta dalam penggerebekan tersebut, dipanggil untuk meredakan protes yang terjadi.
Penggerebekan tersebut, merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas di bawah kebijakan imigrasi intensif pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Dikutip dari CBS News, operasi agen ICE di Los Angeles mengakibatkan penangkapan 118 imigran, termasuk 44 orang dalam operasi hari Jumat.
3. KJRI Los Angeles: 2 WNI Ditangkap dalam Operasi Penggerebekan Imigran di Amerika Serikat
Kementerian Luar Negeri RI dan 6 kantor perwakilan di Amerika Serikat (AS) terus memonitor situasi demonstrasi besar-besaran dari massa penentang kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump yang terjadi di Los Angeles.
Pasalnya, aksi demonstrasi ini membuat Donald Trump mengerahkan pasukan Garda Nasional ke Los Angeles pada Minggu (8/6/2025).
Sementara sejak Jumat (6/6), Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Department of Homeland Security/DHS) melakukan operasi penggerebekan terkoordinasi di sejumlah wilayah seperti Garment District, Westlake dan South LA.
Berdasarkan informasi KJRI Los Angeles, ada 2 orang warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan dalam operasi tersebut.
Keduanya berinisial ESS, perempuan usia 53 tahun; dan CT, laki-laki berusia 48 tahun.
“KJRI Los Angeles telah menerima informasi bahwa terdapat 2 WNI yang ditahan dalam operasi tersebut dengan inisial ESS (perempuan, 53 tahun) dan CT (laki laki, 48 tahun),” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha kepada wartawan, Senin (9/6/2025).
WNI inisial ESS ditangkap lantaran berstatus ilegal, sedangkan CT ditangkap karena punya catatan pelanggaran narkotika dan masuk AS secara ilegal.
Adapun KJRI Los Angeles saat ini sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memberikan akses pendampingan kekonsuleran bagi kedua WNI yang ditahan.
Sementara perihal situasi demonstrasi di Los Angeles dan lokasi lainnya, kantor perwakilan RI terus menjalin komunikasi dengan simpul-simpul kelompok masyarakat Indonesia.
4. Sukhoi SU-35 Rusia Disergap F-16 Ukraina di Kursk, Rekamannya Beredar, Moskow Akui Pesawatnya Jatuh
Pertempuran sengit dua pesawat tempur modern berlangsung di langit Kursk.
Pertempuran yang berlangsung pagi hari 7 Juni 2025 itu disebut melibatkan F-16 yang dioperasikan Angkatan Udara Ukraina vs Sukhoi SU-35 Rusia.
Kiev mengeklaim, telah menembak jatuh jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E Rusia dalam operasi pagi itu.
Menurut pernyataan singkat yang dibagikan di saluran Telegram resmi Angkatan Udara, pesawat itu ditembak jatuh "sebagai hasil dari operasi yang berhasil di arah Kursk."
Tidak ada rincian tambahan yang diberikan tentang pertempuran tersebut, dan belum ada komentar dari pihak Rusia.
Yang menarik, siluet pesawat Rusia yang digunakan oleh angkatan bersenjata dalam unggahan media sosial tampaknya menggambarkan Su-34 Fullback, bukan Su-35S (meskipun teksnya mengatakan Su-35).
Penembakan itu telah diakui oleh beberapa blogger militer Rusia, sementara belum ada pernyataan resmi dari Moskow. Rekaman reruntuhan pesawat itu beredar daring.
Video lain, yang memperlihatkan misi yang diluncurkan oleh Angkatan Udara Rusia untuk menyelamatkan pilot, juga telah diunggah di media sosial.
()