
Dominikus Dion menjadi sorotan pada laga timnas U-23 Indonesia melawan Thailand akibat berbagai umpan tidak tepat sasaran.
Pemain PSS Sleman, Dominikus Dion, masih perlu menyesuaikan diri untuk berlaga di level tertinggi Asia Tenggara.
Putra daerah Sleman tersebut memperoleh panggilan Gerald Vanenburg usai tampil mengesankan bersama PSS di Liga 1 2024/25.
Dalam 30 pertandingan musim lalu (lebih banyak dari Hokky Caraka), ia mengoleksi tiga gol dan satu asis.
Di PSS, Dion bermain sekurangnya dalam tiga posisi, yaitu bek sayap, penyerang sayap, dan gelandang.
Di timnas U-23 Indonesia, Dion semestinya hanya berstatus sebagai pemain pelapis dalam skema tiga gelandang ala Vanenburg.
Pilihan utama Vanenburg yaitu Toni Firmansyah, Arkhan Fikri, dan Robi Darwis.
Pada laga Indonesia kontra Thailand dalam semifinal ASEAN Cup U-23 2025, Jumat (25/7/2025), Vanenburg harus merombak lini tengah.
Toni Firmansyah mengalami cedera saat berjumpa Malaysia empat hari lalu, dan dipastikan absen hingga turnamen berakhir.
Arkhan Fikri juga mendapatkan cedera pada laga yang sama, dan hanya bisa duduk di bangku cadangan, tanpa bisa dimainkan.
Vanenburg pun memainkan Robi Darwis dengan pelengkap baru, Dony Tri Pamungkas dan Dominikus Dion.
Dony memang langganan starter, meski diubah dari posisi bek kiri; sedangkan Dion hanya bermain sebentar melawan Brunei dan Malaysia.
Belum cakapnya Dion terlihat pada babak kedua saat ia menerima bola di lini tengah.
Tercatat dalam tiga kesempatan, ia melepas umpan dengan bobot terlalu lemah sehingga dapat direbut pemain Thailand.
Salah satu umpan keliru tersebut berakibat langsung dalam serangan balik Gajah Perang yang berbuah gol Yotsakorn Burapha.
Idealnya, Vanenburg mengganti Dion sejak umpan keliru pertama dilakukan, tetapi pelatih Belanda itu tak punya opsi di bangku cadangan.
Tak ada gelandang natural di bench, hanya ada Arkhan yang sedang cedera.
Alhasil, pergantian baru dilakukan pada menit ke-77 dengan memasukkan tiga bek! Salah satunya Muhammad Ferarri menggantikan Dion.
Ferarri kemudian bermain sebagai penyerang, dengan Brandon Scheunemann bertindak sebagai gelandang dadakan.
Setelah penampilan saling serang dan banyak bolong hingga extra time, Indonesia akhirnya menang 7-6 via adu penalti setelah imbang 1-1.
"Pertandingan tadi sangat berat, benar-benar berat," kata asisten Vanenburg, Frank van Kempen, yang tampil di konpers menggantikan sang pelatih.
"Pertandingan berjalan 90 menit hingga dilanjutkan ke perpanjangan waktu."
"Akhirnya ada adu penalti dan kami bisa menang," kata Frank van Kempen.
Kentara sekali timnas U-23 Indonesia belum punya kedalaman di lini tengah untuk mengatasi absennya Arkhan dan Toni.