-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Keracunan Makanan Bergizi Gratis, Begini Cerita Siswa SMP Negeri 8 Kupang

Rabu, 23 Juli 2025 | Juli 23, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-24T04:20:44Z

, Kupang -- Sebanyak 140 siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang dilarikan ke rumah sakit setelah diduga mengalami keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah pada Selasa, 22 Juli 2025. Para siswa mengalami gejala seperti diare, muntah-muntah, pusing, dan dehidrasi setelah menyantap makanan yang disebut mengandung lauk sayur basih dan daging berjamur.

Salah seorang korban, Kesya Bella, siswi kelas VIII, mengaku mulai merasakan gejala tidak enak badan tak lama setelah menyantap makanan MBG. Lauk-pauk di menu MBG terdiri dari nasi, sayur, daging, dan tahu. "Sayurnya campuran kacang panjang, wortel, dan bunga pepaya baunya asam. Dagingnya juga seperti ada jamur, dan tahu terasa asam. Tapi saya tetap makan sampai habis," ujar Kesya, Rabu, 23 Juli 2025.

Gejala awal seperti mual, pusing, dan diare mulai dirasakannya sejak Senin malam hingga dini hari. Kesya bolak-balik buang air besar hingga lima kali, disertai muntah-muntah. Meski lemas, Kesya tetap memaksakan diri berangkat ke sekolah keesokan harinya. "Begitu sampai sekolah, sakit perut makin parah, saya muntah-muntah bahkan hampir pingsan," ujarnya.

Kesya bukan satu-satunya korban. Ratusan siswa lainnya juga mengalami keluhan serupa. Insiden tersebut membuat para guru panik dan langsung mengevakuasi mereka ke rumah sakit.

Para siswa kemudian dirujuk untuk dibawa ke tiga rumah sakit, yakni RSUD SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami. Sebagian besar korban mendapat perawatan intensif berupa infus untuk mengatasi dehidrasi akibat muntah dan diare berlebihan.

Kejadian ini menuai reaksi keras dari para orangtua siswa. Yoldi Gaspers, salah satu wali murid, mengatakan kekecewaannya atas insiden tersebut. "Anak saya sejak kemarin sudah mengeluh pusing dan mual. Pagi tadi mencret dan muntah, tapi tetap berangkat ke sekolah. Saya sangat kecewa karena ternyata dia harus dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan," ujarnya geram.

Menurut Yoldi, program MBG sebenarnya sangat baik karena bertujuan meningkatkan gizi anak-anak. Namun, pelaksanaan di lapangan dinilai buruk. "Ini bukan sekadar permintaan maaf. Harus ada tanggung jawab hukum dari penyedia makanan. Bagaimana mungkin program perbaikan gizi justru membuat anak-anak masuk rumah sakit? Ini sangat memalukan," ujar dia menegaskan. Hingga berita ini ditulis, penyebab pasti keracunan masih dalam tahap penelitian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta dinas kesehatan setempat.

×
Berita Terbaru Update