
Pelatih Liverpool, Arne Slot, menilai kekalahan ini menjadi alarm keras bagi timnya. Ia menyoroti kerapuhan lini belakang yang menurutnya perlu segera dibenahi sebelum laga pembuka Liga Inggris melawan Bournemouth di Anfield, Jumat pekan ini.
“Saat ini kami tidak banyak memberi lawan peluang, tetapi kami tetap kebobolan gol,” ujar Slot di situs resmi klub.
“Musim lalu kami sering menang tipis karena mampu menjaga clean sheet atau hanya kebobolan satu gol. Kami harus segera mengembalikan konsistensi itu,” lanjut pelatih plontos tersebut.
Liverpool sebenarnya tampil agresif sejak awal. Hugo Ekitike membuka keunggulan di menit ke-4 lewat kerja sama apik dengan Florian Wirtz, keduanya adalah rekrutan anyar musim panas ini. Namun, keunggulan itu hanya bertahan 13 menit setelah Jean-Philippe Mateta menyamakan skor melalui penalti.
Empat menit berselang, Jeremie Frimpong membawa Liverpool kembali memimpin lewat umpan silang yang berbelok masuk ke gawang Dean Henderson. Gol ini menjadi momen emosional karena tercipta tepat pada menit 20:20, sebagai penghormatan untuk mendiang Diogo Jota yang pernah mengenakan nomor punggung 20.
Namun, Palace tak menyerah. Ismaila Sarr menyamakan kedudukan di menit ke-77 setelah menerima umpan matang Adam Wharton. Skor 2-2 bertahan hingga peluit panjang, memaksa laga berlanjut ke adu penalti.
Di babak tos-tosan, Liverpool langsung tertekan setelah Mohamed Salah gagal mengeksekusi penalti pertama. Henderson menjadi pahlawan Palace dengan menggagalkan tembakan Alexis Mac Allister dan Harvey Elliott, sebelum Justin Devenny memastikan kemenangan 3-2 untuk The Eagles.
Slot mengakui bahwa adaptasi para pemain baru masih menjadi pekerjaan rumah. “Kami lebih baik dalam menciptakan peluang dibanding musim lalu, tetapi pertahanan juga harus solid. Butuh waktu agar tim ini seimbang secara ofensif dan defensif,” ujarnya.
Kekalahan ini menjadi sinyal bagi Liverpool untuk segera merapikan organisasi pertahanan jika ingin memulai Liga Inggris 2025/26 dengan hasil positif.***