-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jepang Menekan Overtourism. Apa Artinya?

Minggu, 10 Agustus 2025 | Agustus 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-11T15:35:44Z

PEMERINTAH Jepang baru-baru ini membentuk badan khusus untuk mengatasi dampak kepadatan wisatawan. Langkah ini diambil setelah lonjakan wisatawan pasca-pandemi menimbulkan keluhan dari penduduk di berbagai daerah wisata, seperti kemacetan di Kyoto, kerusakan lingkungan di Gunung Fuji, hingga gangguan pada aktivitas sehari-hari masyarakat setempat.

Jumlah turis asing yang masuk mencapai 21,5 juta hingga pertengahan 2025, meningkat 21 persen dibanding tahun sebelumnya Fenomena serupa juga terjadi di banyak destinasi wisata populer dunia, ketika jumlah pengunjung melebihi kemampuan suatu tempat untuk menampungnya secara aman dan berkelanjutan. Dalam dunia pariwisata, kondisi ini dikenal dengan istilah overtourism .

Apa Itu Overtourism ?

Overtourism adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi ketika jumlah wisatawan di suatu destinasi melebihi kapasitas yang dapat ditangani secara berkelanjutan, baik dari sisi lingkungan, infrastruktur, maupun sosial budaya. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia ( UNWTO ), overtourism terjadi ketika dampak negatif pariwisata menurunkan kualitas hidup penduduk setempat dan pengalaman wisatawan itu sendiri.

Fenomena ini tidak hanya diukur dari tingginya jumlah kedatangan wisatawan, tetapi dari ketidakseimbangan antara arus pengunjung dan kapasitas destinasi untuk mengelolanya secara berkelanjutan. Ketika batas daya dukung terlampaui, tekanan terhadap lingkungan, infrastruktur, dan tatanan sosial akan meningkat. Kondisi ini pada akhirnya dapat menurunkan kualitas pengalaman wisatawan sekaligus kualitas hidup masyarakat setempat.

Kondisi ini muncul sebagai akibat dari berbagai hal yang mendorong pertumbuhan kunjungan wisata secara berlebihan. Jika tidak diantisipasi, faktor-faktor tersebut dapat mempercepat terjadinya tekanan pada destinasi. Berikut beberapa pemicu utama overtourism .

1. Harga tiket pesawat rendah dan konektivitas transportasi yang semakin luas membuat wisata menjadi lebih terjangkau dan memicu lonjakan kunjungan.

2. Unggahan foto dan video di platform seperti Instagram atau TikTok dapat membuat destinasi “meledak” kunjungan hanya dalam waktu singkat.

3. Tidak adanya kuota pengunjung, sistem reservasi, atau pengaturan infrastruktur yang memadai membuat arus wisatawan tidak terkendali.

4. Kampanye pariwisata yang mengejar jumlah wisatawan tanpa mempertimbangkan kapasitas lingkungan dan sosial akan memperburuk situasi.

Dampak Buruk Overtourism

Lonjakan wisatawan yang tidak terkendali pada akhirnya menimbulkan konsekuensi bagi destinasi dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Dampak yang muncul bisa dirasakan secara langsung maupun jangka panjang, memengaruhi berbagai aspek kehidupan dan lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak buruk overtourism .

1. Ruang publik dan fasilitas umum menjadi penuh sehingga mengurangi kenyamanan baik bagi warga maupun pengunjung.

2. Jalur pendakian, pantai, dan ruang terbuka rusak akibat aktivitas pengunjung yang berlebihan.

3. Banyaknya permintaan wisatawan mendorong harga barang dan jasa naik, sehingga membebani warga lokal.

4. Volume sampah, polusi udara dari kendaraan, dan kebisingan yang meningkat signifikan.

5. Tekanan pada pasokan air untuk konsumsi dan fasilitas akomodasi bisa menimbulkan kekurangan bagi penduduk.

6. Lonjakan wisatawan berpotensi meningkatkan kasus kriminalitas ringan dan masalah ketertiban.

Akumulasi dampak di atas tidak hanya menurunkan kesejahteraan warga, tetapi juga melemahkan citra destinasi di mata wisatawan. Reputasi yang menurun dapat mengurangi minat kunjungan di masa mendatang. Jika dibiarkan, kerugian yang timbul bisa bersifat jangka panjang dan sulit dipulihkan.

Langkah Penanganan Overtourism

Untuk mencegah atau meminimalkan berbagai dampak tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis yang terencana dan berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan mengendalikan jumlah wisatawan, tetapi juga menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kenyamanan masyarakat. Berikut beberapa langkah penanganan overtourism yang dapat diterapkan.

1. Pembatasan kuota dan sistem tiket waktu ( timed-entry )

Menetapkan batas jumlah pengunjung harian atau mengatur slot waktu kunjungan pada situs sensitif, sehingga tekanan terhadap lingkungan dan fasilitas dapat dikurangi.

2. Pengaturan akomodasi dan zonasi permukiman

Mengendalikan jumlah short-term rentals serta menetapkan zona khusus wisata untuk melindungi permukiman warga dari gentrifikasi dan gangguan aktivitas harian.

3. Penyebaran kunjungan ( spatial & temporal dispersal )

Mendorong kunjungan di luar musim puncak ( off-peak season ) dan mempromosikan destinasi alternatif di sekitar lokasi utama untuk mengurangi kepadatan.

4. Manajemen berbasis data & perhitungan daya dukung ( carrying capacity )

Mengukur batas aman kunjungan dari aspek fisik, sosial, dan ekonomi ( carrying capacity ), lalu memantau indikator untuk menentukan kapan intervensi diperlukan.

5. Edukasi wisatawan dan keterlibatan komunitas

Menyelenggarakan kampanye perilaku bertanggung jawab serta melibatkan warga lokal dalam pengelolaan destinasi untuk memastikan kebijakan relevan dan didukung masyarakat.

Penanganan overtourism memerlukan koordinasi yang jelas dan konsisten antar pemangku kepentingan. Kebijakan yang disusun perlu disesuaikan dengan kondisi lokal agar hasilnya tepat sasaran. Dengan langkah yang terukur, destinasi dapat mempertahankan keseimbangannya tanpa mengorbankan keberlanjutan jangka panjang.

×
Berita Terbaru Update