-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Makanan Bergizi Gratis Bakal Diawetkan Agar Tak Cepat Basi, BRIN Tawarkan Teknologi Iradiasi

Senin, 04 Agustus 2025 | Agustus 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-05T01:25:12Z

- Diantara masalah dalam proyek Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah hidangan sudah basi saat sampai di depan siswa. Kondisi ini bahkan sempat memicu kasus keracunan. Pemerintah sedang mengkaji pemanfaatan teknologi iradiasi untuk membuat hidangan MBG awet lebih lama.

Teknologi iradiasi tersebut merupakan inovasi dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang kini berubah jadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Teknologi iradiasi dikembangkan lewat pancaran radiasi nuklir. Dengan pancaran radiasi tersebut, mampu membunuh mikroba di makanan. Sehingga makanan bisa bertahan lama, namun tetap aman untuk dikonsumsi.

Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian mengatakan pemanfaatan radiasi pangan tidak hanya terbatas pada produk ekspor. Tetapi juga bisa menunjang program makan bergizi gratis dan logistik saat terjadi bencana di wilayah terpencil. Termasuk untuk mendukung program MBG.

“Dengan pemanfaatan yang tepat, radiasi pangan mampu memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan dan penanganan darurat secara efektif,” ujar Hendrian (3/8). Dia menambahkan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi ini, perlu ada pendalaman lebih lanjut bersama para pemangku kepentingan. Standarisasi diperlukan, mencakup standar mutu produk, standar dosis iradiasi, dan standar operasional fasilitas iradiasi. Selain itu, penting untuk menghubungkan sentra-sentra penghasil pangan dengan lokasi yang membutuhkan.

Teknologi iradiasi pangan dilaksanakan di fasilitas Irradiator Gamma Merah Putih (IGMP) di Serpong. Proses iradiasi pangan memanfaatkan sinar gamma dengan dosis tertentu. Tujuannya untuk meningkatkan keamanan pangan dan memperpanjang masa simpan. Produk yang telah diiradiasi diberi label Radura dan aman dikonsumsi.

Sementara itu Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyambut baik pemanfaatan teknologi iradiasi untuk mendukung program MBG mereka. Dia menyepakati ada potensi pemanfaatan iradiasi pangan dalam mendukung program gizi nasional. Pandangan itu dia sampaikan Dadan saat menghadiri diskusi pemanfaatan iradiasi pangan dengan jajaran BRIN di Tangerang Selatan, Banten.

Menurut Dadan dalam mendukung program MBG, tantangan terbesar bagi BRIN adalah bagaimana bisa menghasilkan produk olahan yang mampu bertahan minimal dua hingga tiga hari agar tetap layak konsumsi. Tantangan ini menjadi penting terutama pada bulan Ramadhan, ketika makanan perlu diolah sedemikian rupa agar tetap segar dan siap dikonsumsi pada sore hari atau saat berbuka puasa.

Dadan sempat menanyakan kepada tim di BRIN, apakah ada perbedaan komposisi gizi antara makanan yang diiradiasi dengan yang tidak. Menurut dia, selama tidak ada perbedaan dan teknologi ini terbukti aman, Dadan menilai iradiasi sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam program makanan bergizi. "Jika tidak ada perbedaan, saya kira hal ini positif dan apabila ada edukasi kepada masyarakat bahwa teknologi ini aman, maka iradiasi dapat dimanfaatkan dalam program makanan bergizi,” tutur Dadan.

×
Berita Terbaru Update